Berbedadari rangkaian eksekutif di Argo Parahyangan lain yang umumnya menggunakan kereta dengan usia tua, rangkaian eksekutif terbaru di Argo Parahyangan Tambahan adalah rangkaian eksekutif terbaru produksi 2016, baru dua tahun usianya. Kesan pertama saat melihat rangkain ini adalah minimalis namun mewah.
Sebagai orang Bandung yang bekerja di Jakarta, untuk urusan bepergian di antara kedua kota ini saya lebih memilih menaiki kereta api. Ada beberapa kelebihan yang bisa didapat dari kereta api, antara lain tarifnya bersahabat, waktu tempuhnya yang tidak lama-lama amat, dan tentunya bebas macet. Sewaktu awal pindah ke Jakarta dulu, sebenarnya kereta api ke Bandung bukan pilihan transportasi yang saya lirik. Saya tinggal di Kalideres, dan untuk naik kereta api harus pergi dulu ke Stasiun Gambir yang jaraknya 18 kilometer. Sedangkan, jika saya naik travel, cukup pergi ke Daan Mogot. Tak sampai satu jam, sudah tiba di terminal pemberangkatan. Tapi, walaupun secara jarak lebih dekat ke tempat pemberangkatan travel, perihal waktu tempuh menjadi kendala. Jika kereta api mampu melibas 166 kilometer jarak antara Jakarta-Bandung dengan 3,5 jam, travel lain cerita. Kecepatan dan ketepatan waktu naik travel sangat bergantung dengan kondisi jalan tol Jakarta-Cikampek. Satu peristiwa yang membuat saya kapok naik travel adalah ketika jarak Jakarta-Bandung via tol yang seharusnya bisa ditempuh kurang dari 3 jam membengkak jadi 10,5 jam! Waktu itu, sejak pukul 1800 travel yang saya tumpangi sudah berangkat dan terjebak macet di tol dalam kota. Dengan macet yang luar biasa parahnya, akhirnya saya baru tiba di Bandung pukul 0430. Melelahkan rasanya, dan tentunya juga menyebalkan. Kemacetan “abadi” yang bercokol di jalan tol Jakarta-Cikampek adalah imbas dari dibangunnya dua proyek sekaligus proyek LRT dan jalan tol layang. Berdasarkan data statistik yang dilansir di jalan tol Jakarta-Cikampek adalah salah satu jalan tol terpadat di Indonesia dengan jumlah kendaraan yang melintas sebanyak 6,74 juta setiap bulannya. Imbas dari kemacetan ini adalah kereta api kembali dilirik oleh masyarakat. Jam keberangkatan pun bersemi, bertambah banyak. Saya jadi ingat, ketika Tol Cipularang dibuka pada 2004 dahulu, eksistensi layanan kereta api yang digerakkan oleh KA Argo Gede dan Parahyangan pun meredup. Penumpang semakin sepi karena banyak yang beralih ke transportasi ban karet. Hingga akhirnya pada 2007, layanan kereta Argo Gede Full Eksekutif dan Parahyangan Bisnis dan Eksekutif pun tutup usia dan dilebur menghasilkan layanan KA baru dengan nama Argo Parahyangan yang terdiri dari rangkaian kelas eksekutif dan bisnis. Gara-gara Argo Parahyangan Hadirnya Argo Parahyangan di layanan perkeretaapian menimbulkan distraksi. Loh kok begitu? Nama “Argo” adalah brand khusus dari PT. KAI untuk menamai kereta-kereta dengan kelas wahid, alias full eksekutif. Misalnya, Argo Bromo Anggrek lintas Gambir-Surabaya Pasar Turi; Argo Lawu dan Dwipangga lintas Gambir-Solobalapan; Argo Muria dan Sindoro lintas Semarang Tawang-Gambir. Rangkaian argo bisa dibilang adalah kereta “wah” karena kelasnya yang semua eksekutif dan waktu tempuhnya yang lebih singkat. Namun, hadirnya Argo Parahyangan membuat brand “argo” itu sendiri menjadi tidak lagi konsisten. Jika dulu argo adalah kereta dengan rangkaian full eksekutif, argo parahyangan malah hadir dengan menggandeng kelas bisnis di rangkaiannya. Bahkan sekarang, kelas bisnis di argo parahyangan telah turun kelas menjadi ekonomi. Waktu tempuh KA Argo Parahyangan Pada awal kemunculan Cipularang, jarak Bandung-Jakarta dan sebaliknya bisa ditempuh dengan sekitar 2-3 jam saja karena waktu itu kondisi jalan tol belum semacet sekarang. Akibatnya, perusahaan travel pun menjamur. Mereka menawarkan opsi bepergian dari dan ke Jakarta yang lebih mudah karena titik pemberangkatan yang lebih beragam. Di sini, travel jelas unggul dari kereta api, mengingat kereta hanya berhenti di Jatinegara dan Gambir. Jika seseorang ingin pergi ke Kemang, Jakarta Selatan, tentu jarak yang harus dia tempuh dari Gambir masih lumayan jauh. Jika naik travel, dia bisa turun di Blok-M, yang notabene lebih dekat. Kereta api berkelok di jalur antara Cikadongdong-Cilame Perjalanan kereta api dari dan menuju ke Jakarta tetap konstan di kisaran 3-3,5 jam, walaupun dulu Argo Gede diklaim bisa memangkas waktu hingga 2,5 jam. Mengapa begitu? Karena, jalur kereta api yang dibangun di lintas Purwakarta-Padalarang memiliki medan yang cukup sulit. Pada lintasan ini, jalur kereta dibangun dengan melibas perbukitan yang menanjak, membelah jurang yang tersambung jembatan, dan menelusuri perut bumi melalui terowongan Sasaksaat. Pada jalur dengan kontur menanjak dan berliku-liku, kecepatan kereta api tidak bisa maksimal. Hanya sekitar 40km/jam agar kereta tidak selip ataupun anjlok. Tapi, jalur ini punya kelebihan, yaitu panoramanya yang sangat ciamik! Jalur lintas Padalarang-Purwakarta-Karawang adalah jalur yang diinisiasi oleh Staats Spoorwegen, perusahaan kereta milik pemerintah Hindia Belanda. Jalur ini dibangun pada kisaran 1900-1906 sebagai alternatif penyingkat waktu dari Batavia menuju Bandung. Sebenarnya, saat itu sudah ada jalur kereta menuju Bandung ke Batavia dan sebaliknya. Hanya, jalur tersebut melewati Cianjur, Sukabumi, dan Bogor. Untuk mempersingkat waktu, dibangunlah jalur baru yang membentang dari Karawang menuju Padalarang. Dengan jalur baru ini, jarak Batavia Bandung menjadi lebih pendek, yaitu 166 kilometer. Lebih pendek 42 kilometer dibandingkan jarak via Bogor 208 km. Di lintasan Batavia-Bandung via Karawang-Padalarang, 56 kilometernya adalah jalur ekstrem yang memotong pegunungan. Sebagian dari objek di jalur ini adalah rekor yang masih dipegang hingga hari ini. Jembatan Cisomang adalah salah satu jembatan kereta api tertinggi di Indonesia. Dan, jembatan Cikubang adalah jembatan kereta api terpanjang di Indonesia dengan panjang 300 meter Dulu ada jembatan Cikacepit yang jauh lebih panjang di jalur Banjar-Cijulang, tapi pada medio 1970-an jalur ini sudah ditutup. Pembangunan Jembatan Cikubang. Sumber Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures [CC BY-SA via Wikimedia CommonsJembatan Cikubang setelah selesai pembangunan. Sumber Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures [CC BY-SA via Wikimedia Commons Tol Cipularang terlihat jelas dari kereta saat melintasi Jembatan Cikubang. Jembatan Cikubang di era modern. Foto diunggah atas seizin fotografer; sumber Rel kereta api dibangun mengitari punggung-punggung bukit. Dari ketinggian, penumpang dapat melihat jalan tol Cipularang Saat ini, di lintasan Padalarang hingga Stasiun Cikadongdong masih menggunakan jalur tunggal karena medan yang sulit untuk dibangun jalur kedua. Sedangkan, dari stasiun Cikadongdong hingga ke Purwakarta dan seterusnya telah tersedia jalur ganda. Sehingga, kereta api di petak ini tidak perlu tunggu bersilang untuk berbagi rel. Buat saya pribadi, menaiki kereta api Argo Parahyangan setiap kali ke Bandung atau Jakarta itu bukan sekadar duduk di atas kereta, tetapi sebuah perjalanan tapak tilas di hasil mahakarya masa lalu yang bertahan hingga saat ini. Ketika mendengar kabar akan dibangunnya jalur kereta cepat, secara pribadi saya merasa sedih. Rasanya tidak ikhlas apabila kehadiran jalur baru kereta cepat tersebut nantinya akan membuat jalur kereta lama yang sarat sejarah tinggal menjadi kenangan. Rupa Argo Parahyangan Sekarang Seperti kehidupan yang terus bertumbuh, demikian juga dengan kereta api. Rangkaian kelas bisnis yang sebelumnya ada di Argo Parahyangan sejak 2016 telah diubah menjadi kereta kelas ekonomi keluaran tahun 2016. Kesan menaiki kereta ekonomi ini sebelumnya sudah pernah saya tuliskan di sini. Seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang di lintas Jakarta-Bandung, maka jadwal KA Argo Parahyangan pun bertambah. Terakhir, pada angkutan Natal 2017, jumlah perjalanan Argo Parahyangan melonjak drastis mencapai 26 kali perjalanan per hari! Padahal semula hanya dijadwalkan 13 kali perjalanan per hari. Jika biasanya saya selalu pulang ke Bandung naik kereta pukul 2000 di hari Jumat, kemarin 29/01 saya mencoba sensasi baru. Sengaja, saya memilih untuk pulang di Sabtu pagi. Alasannya, supaya perjalanan lebih santai kalau Jumat malam sangat padat, dan saya ingin mencoba kereta api Argo Parahyangan Tambahan yang menggunakan rangkaian idle Sembrani. Khusus untuk kereta api Argo Parahyangan Tambahan keberangkatan 0715 dari Gambir Hanya tiap akhir pekan, kereta api menggunakan rangkaian Sembrani yang sebelumnya melayani lintas Gambir-Surabaya Pasar Turi. Sebelum menunggu keberangkatan kembali ke Pasar Turi dari Gambir pukul 1915, rangkaian Sembrani ini berkamuflase menjadi Argo Parahyangan Tambahan. Rangkaian KA Argo Parahyangan selalu dihela menggunakan lokomotif CC206, lokomotif anyar buatan GE yang biasanya dirangkaikan pada kereta kelas eksekutif di Jawa Berbeda dari rangkaian eksekutif di Argo Parahyangan lain yang umumnya menggunakan kereta dengan usia tua, rangkaian eksekutif terbaru di Argo Parahyangan Tambahan adalah rangkaian eksekutif terbaru produksi 2016, baru dua tahun usianya. Kesan pertama saat melihat rangkain ini adalah minimalis namun mewah. Jarak antar kursi cukup lega sehingga bisa menyelonjorkan kaki. Kaca-kaca juga terlihat jernih sehingga bisa melihat pemadangan luar tanpa terganggu. Suhu pendingin udara juga pas, tidak panas, tapi juga tidak terlalu dingin. Dan, goncangan di dalam kereta pun tidak terlalu keras. Untuk perjalanan kali ini, saya membayar tiket seharga Rp Harga yang mirip dengan tarif layanan travel. Tapi, naik kereta api tentunya bebas macet. Dan, kalau mau pipis, tidak harus ke pom bensin dulu karena di dalam kereta tersedia toilet. Selain Argo Parahyangan Tambahan, bagi teman-teman yang ingin bepergian ke Bandung juga bisa menikmati layanan Argo Parahyangan lainnya. Berikut ini rincian-nya untuk keberangkatan dari Gambir KA Argo Parahyangan saya singkat menjadi Gopar No. KA Jam Berangkat Tarif maks Keterangan 20 0515 Ekonomi Eksekutif Rangkaian biasa 7062 0615 Bisnis Kereta tambahan 7052 0715 Eksekutif Kereta tambahan rangkaian eksekutif 2016 idle Sembrani 10554 0750 Ekonomi Rangkaian Premium tentative; biasa jalan di weekend 22 0845 Eksekutif Bisnis Ekonomi Kereta idle rangkaian Harina tidak jalan saat weekend 24 1030 Ekonomi Eksekutif Rangkaian biasa 32 1130 Eksekutif Bisnis Ekonomi Kereta idle rangkaian Harina jalan saat weekend 34 1235 Eksekutif Kereta idle rangkaian Turangga 26 1530 Ekonomi Eksekutif Rangkaian biasa 10424 1800 Ekonomi Rangkaian Premium tentative; biasa jalan di weekend 28 1845 Ekonomi Eksekutif Rangkaian biasa 30 2000 Ekonomi Eksekutif Rangkaian biasa 7050 2320 Ekonomi Eksekutif Kereta tambahan; rangkaian biasa Rincian di atas dapat berubah sewaktu-waktu tergantung dengan keadaan dan kebijakan dari PT. KAI. Untuk informasi lebih detail, silakan langsung mengaksesnya di Pada akhirnya, sebuah negeri yang baik adalah negeri yang mampu membangun jaringan transportasi komunal dengan mapan. Kereta api adalah salah satu bagian dari transportasi komunal itu. Hadirnya kereta api tentu dapat mengurangi beban kepadatan jalan raya. Jika dahulu Argo Parahyangan menjadi kereta yang terabaikan, kini namanya kembali terangkat. Ia menjadi pilihan bagi mereka yang suka wara-wiri Jakarta Bandung, primadona lama yang kembali berseri. Cobalah pesan tiket kereta Argo Parahyangan di kala weekend, pasti sudah penuh sejak jauh-jauh hari! Selamat naik kereta! Salam Nyepur! Referensi Raap, Olivier Johannes. 2017. Sepoer Oeap di Djawa Tempo Doeloe. Jakarta Kepustakaan Populer Gramedia
Tiketkereta KA Argo Parahyangan juga ditawarkan dengan tarif beragam. Kereta ini memiliki kelas ekonomi dan eksekutif. Untuk kelas Ekonomi AC, tarif tiket adalah Rp80.000 per orang. Sementara itu, untuk kelas eksekutif, tarif tiket KA Argo Parahyangan berkisar mulai dari Rp100.000 - Rp120.000 per penumpang. Tingkatan harga menyesuaikan
- Saat hendak memesan tiket kereta api KA, calon penumpang umumnya dapat melihat beragam kelas KA. “Kelas KA Ada Luxury, Eksekutif, Bisnis, dan Ekonomi," kata VP Public Relations PT Kereta api Indonesia atau PT KAI Persero Joni Martinus, dikutip dari Rabu 13/7/2022.Baca juga 4 Kelas Kereta Api, Perbedaan Kelas Ekonomi, Bisnis, Eksekutif, dan Premium Perbedaan Kelas Kereta Api dan Fasilitasnya, Cek Sebelum Beli Tiket Ia melanjutkan, terdapat sejumlah perbedaan dari kelas KA tersebut, antara lain dari segi fasilitas, kapasitas gerbong, tempat duduk, dan tarif tiket. Berikut perbedaan KA Kelas Eksekutif dengan Kelas Ekonomi yang dihimpun Perbedaan Kelas Eksekutif dan Ekonomi di kereta api Kapasitas TASHANDRA Ilustrasi kereta api ekonomi Pasar Senen-Solo Balapan. Kapasitas KA Eksekutif 50 tempat duduk, sedangkan kapasitas KA Ekonomi adalah yang paling banyak yakni 80-106 tempat duduk. Hal ini berpengaruh terhadap jarak antar penumpang, sehingga jarak antar penumpang di KA Eksekutif lebih lapang dibandingkan KA Ekonomi. Baca juga Kenali Tipe Kereta Api Ekonomi dan Perbedaannya Selain itu, dilaporkan oleh Jumat 15/7/2022, KA Ekonomi dibagi menjadi beberapa tipe gerbong. Calon penumpang bisa memerhatikan perbedaan dari segi kapasitas dan formasi tempat duduknya. “Kelas Ekonomi ada tipe Ekonomi SS, tipe Ekonomi Package, dan tipe Ekonomi AC split,” kata Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta juga Bagaimana Pilih Kursi Kereta Api agar Tak Hadap Mundur? Fasilitas Dok. KAI Ilustrasi kereta api eksekutif Selain dari segi kapasitas tempat duduk, fasilitas yang ditawarkan kedua kelas juga berbeda. Penumpang Kelas Eksekutif bisa menikmati sejumlah fasilitas, antara lain kursi yang bisa disandarkan reclining seat, kursi yang bisa diputar rotary seat, stop kontak, bantal, selimut, televisi, meja makan, toilet, dan AC. Sementara itu, beberapa fasilitas yang ada di Kelas Ekonomi adalah colokan listrik, AC, televisi, dan toilet. Baca juga Perbedaan Sub Kelas Kereta Api, Harga Termurah pada Huruf P dan Z Harga tiket Perbedaan lainnya dari kereta api Kelas Eksekutif dan Ekonomi adalah dari segi harga tiketnya. Salah satu contohnya adalah tiket kereta dari Stasiun Gambir di Jakarta Pusat ke Stasiun Cirebon, Jawa Barat, untuk keberangkatan satu orang penumpang pada hari Sabtu 17/9/2022. Berdasarkan situs web KAI, tiket KA Argo Cheribon Ekonomi mulai dari Rp sedangkan harga tiket KA Argo Cheribon Eksekutif mulai dari Rp Baca juga Perbedaan Kelas Eksekutif dan Bisnis di Kereta Api Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
CariSeleksi Terbaik dari perbedaan argo parahyangan ekonomi dan eksekutif Produsen dan Murah serta Kualitas Tinggi perbedaan argo parahyangan ekonomi dan eksekutif Produk untuk indonesian Market di alibaba.com
Gerbongkelas ekonomi AC Argo Parahyangan merupakan gerbong premium. Berada di rangkaian belakang gerbong eksekutif. Bisa dibilang gerbong ini punya harga Ekonomi, tapi rasa eksekutif. Gerbongnya baru, sangat bersih, seat 2-2, dan tidak saling berhadapan sehingga jangan khawatir lutut anda beradu dengan lutut penumpang lain.
. 479 316 427 422 384 454 178 476
perbedaan argo parahyangan ekonomi dan eksekutif